"Lubuak Bonta" Si Bening Yang Misterius!!!
Bagi warga luar Sumatera Barat tentunya tidak familiar dengan nama daerah yang satu ini, Kayu Tanam. Kayu Tanam merupakan daerah yang terletak di Kabupaten Padang Pariaman, berjarak lebih kurang 30 menit dari kota Padangpanjang atau satu jam dari Kota Padang. Nagari yang berada di jalan lintas Padang-Bukittinggi ini menyediakan beberapa tempat untuk camp karena dialiri sungai yang jernih dan bersih. Hingga saat ini masih banyak warga yang mengandalkan sungai sebagai sumber air bersih untuk MCK. Tak heran beberapa air mineral kemasan yang dijual dipasaran bersumber dari sini diantaranya S*S dan SL**G. Siapa sangka dibalik sungai-sungai jernih tersebut terdapat satu air terjun mini dengan kolam yang biru. Lubuk (lubuak) Bonta.
Lubuak Bonta terletak di Korong Tarok, Kenagarian Kapalo Hilalang, Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam. Untuk menuju lokasi ini kita masuk dari Sicincin menuju tempat penyulingan air mineral kemasan. Sekitar 15 menit menggunakan kendaraan mengikuti jalan di perkampungan yang sudah diaspal, lurus saja. Setelah bertemu jembatan, kita akan menemukan sebuah lokasi pemandian warga di sebelah kanannya. Airnya juga jernih, memanjang dan tidak terlalu dalam.
Perjalanan menuju Lubuak Bonta dilanjutkan tidak jauh dari lokasi pemandian ini. Kita akan menemukan jalan berbatu, masuk, dan parkir kendaraan (mobil tidak bisa masuk). Terlihat dibalik semak jalan “bajanjang” menuju Lubuak Bonta.
Terlihat bahwa pemandian warga yang terkenal sejak era 1970-an ini lama tak dipakai dan dimanfaatkan. Jalan menuju kebawah sudah menjadi semak belukar meski jalan masih terlihat. Hati-hati saat menuju ke bawah, ada beberapa binatang seperti “bingkaruang” yang akan mengagetkan kita dengan kekagetannya melihat kita, hehe.
Beberapa anak tangga yang kita lalui akan memberikan kita view indah dengan air terjun mininya dan kolam dangkal nan jernih, serta warna biru dibawah jatuhnya si mini. Namun terlihat sampah organic seperti daun-daun kering yang tersangkut pada tanaman air (hydrilla) di pinggir kolam yang dangkal.
Benar-benar menggugah selera untuk berenang disini. Tapi setelah melihat sekeliling, tampak sekali bahwa tempat ini tak lagi dipakai warga setempat. Tempat yang seperti tak terjamah tangan manusia, tak terawat, dan seperti tidak ingin dilakukan pengembangan untuk lokasi wisata disini. Terlihat semak, dan ada ruang seperti tempat mengganti pakaian namun sudah berlumut.
Ini merupakan salah satu bukti (kejayaan) bahwa dulu tempat ini merupakan lokasi yang dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sendiri dan wisata.. Namun kenapa sekarang tak lagi digunakan?
Menurut pengakuan beberapa orang tempat ini angker dan pernah ada penampakan (tidak ada bukti yang penulis dapatkan). Salah seorang teman yang merupakan warga tandikek mengatakan, disini pernah terjadi kecelakaan motor dan pengendara meninggal. Saat penulis kesini dan bertanya pada salah satu warga, Bapak yang terlihat sudah berumur tersebut mengatakan bahwa tempat ini tidak lagi dipakai untuk mandi. “Kalau nio mandi di ateh tu a” sambil menunjuk ke lokasi pemandian yang penulis jelaskan di awal.
Tapi di social media kita bisa menemukan postingan beberapa orang yang berani mandi di Lubuak Bonta ini tepat dibawah air terjun. Lumayan dalam dan tentu saja jernih.
Entahlah, mungkin saja tempat ini tidak lagi dipakai untuk pemandian warga atau objek wisata. Terlepas dari cerita angker atau isu-isu negative mengenai tempat ini, banyak hal yang bisa kita petik pelajaran. Indah tak selalu ada untuk dipuja. Alam sama seperti manusia. Alam juga butuh waktu sendiri tanpa ada gangguan dari orang yang datang lalu pergi meninggalkan jejak bahkan polusi. Mungkin ini cara Lubuak Bonta dan “penghuni setempat” melindungi diri mereka serta menjaga agar tempat ini tidak rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar