Jembatan Siti Nurbaya
Negara Indonesia adalah tanah air ku, dan kota Padang
“Sumatera Barat” adalah kota tempat ku terlahir yang mana di dalam nya terdapat
bermacam-macam wisata salah satunya adalah Jembatan Siti Nurbaya yang sangat
menarik. Jembatan ini adalah jembatan besar yang berdiri di atas Sungai atau
Muara Batang Arau. Jembatan Siti Nurbaya adalah sebuah
jembatan yang namanya diambil dari sebuah cerita fenomenal karya sastrawan
Sumatera Barat bernama Marah Rusli. Jembatan Siti Nurbaya di kota Padang
terdapat pemandangan yang menyejukan mata,yang sangat indah dengan dihiasi kapal-kapal kayu yang berlalu lalang pada
siang hari, matahari tenggelam yang indah di sore hari, dan wisata kuliner yang
lengkap pada malam hari, menyebabkan pengunjung Jembatan Siti Nurbaya seakan
tiada habisnya setiap hari.Inilah gambar dari jembatan Siti Nurbaya.
Panjang badan
jembatan 100 meter dengan panjang total mulai dari kaki jembatan di jalan Nipah
sampai dengan jalan Batang Arau sepanjang 600 meter. Jembatan ini juga
menghubungkan kota tua Padang dengan Taman Siti Nurbaya tempat Siti Nurbaya
dimakamkan.
Asal Usul Nama
Jembatan Siti Nurbaya
Asal Nama Jembatan Siti Nurbaya ini terjadi di daerah Gunung
padang dimana siti nurbaya bertemu pertama kalinya dengan kekasihnya samsul
bahri. Asal usul nama jembatan siti nurbaya ini di karena kan
jembatan ini menghubungkan kawasan Kota Tua Padang di Berok Nipah dengan kaki
Gunung Padang di seberangnya. Gunung Padang sendiri menurut novel Siti Nurbaya,merupakan
bukit di tepi pantai dimana Siti Nurbaya pertama kali bertemu dengan kekasihnya
Samsul Bahri, disitu juga mereka dimakamkan. Dimana cerita nya itu diawali
dengan yang pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan
pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir Datuk Maringgih. Maka untuk
melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh anak buah nya membakar
semua kios milik Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda
Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk
Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih
mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya.
Hutang tersebut dapat dianggap lunas, apabila Baginda Sulaiman mau menyerahkan
putri nya, Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih. .
Menghadapi kenyataan seperti
itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar
hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk
Maringgih. Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik
dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan
berkulit kasar seperti kulit katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat
Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat
memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan
kehormatan dirinya dengan Datuk Maringgih.
Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya,
terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib
yang dialami keluarganya. Pada suatu hari ketika Samsul bahri dalam liburan
kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah
resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk
Maringgih sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh
ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha
bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.
Mendengar itu, ayah Samsulbahri, yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi
penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus
kembali ke Jakarta dan ia berjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya
di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya
diusirnya.
Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul
niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Tetapi niatnya itu
diketahui oleh anak buah Datuk Maringgih. Karena itu, dengan siasat dan
fitnahnya, Datuk Maringgih meminta bantuan kepada anak buah nya untuk dapat memaksa Siti
Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.
Tak
lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang
sengaja diberikan oleh anak buah Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu
terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan
bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu
Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.
Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan
tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri
yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri
yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika
bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang
lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum
tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.
Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat
terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertumukan dengan ayahandanya. Tetapi
ajal lebih dulu merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan
orangtuanya. Itulah kisah kasih tak
sampai antara Siti Nurbaya dan Samsul Bahri. Terlepas dari kebenaran cerita
Siti Nurbaya, memang terdapat sebuah makam di puncak gunung Padang yang
dikatakan sebagai makam Siti Nurbaya. Ini adalah makam siti Nurbaya
Makam Siti Nurbaya di
gunung padang
Siapa yang tak tahu kisah percintaan antara Siti Nurbaya
dengan Syamsul Bahri dari Ranah Minang. Namun, cinta keduanya tak bisa bersatu
karena perjodohan. Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis oleh Marah Rusli.
Akan tetapi, bisa jadi ini bukanlah cerita semata. Karena di
Gunung Padang atau Bukit Siti Nurbaya di Padang, Sumatera Barat, terdapat makam
Siti Nurbaya. Makam ini, dipercayai sebagai tempat peristirahatan abadi Siti
Nurbaya.
Di makam ini, wisatawan atau teman-teman diajak mengenang
kisah tragis gadis Minang yang dijodoh paksa dengan Datuk Maringgih ini.
Setelah berziarah ke makam Siti Nurbaya, jangan lupa datang ke Jembatan Siti Nurbaya.
Wisatawan atau teman-teman bisa nongkrong
di jembatan ini, sambil menikmati suasana malam Kota Padang.
Waktu yang paling cocok untuk
mengunjungi lokasi wisata ini adalah pada waktu menjelang matahari terbenam,
karena kita dapat menyaksikan keindahan pemandangan matahari terbenam dari
jembatan tersebut atau yang disebut dengan sunset. Seperti inilah gambar nya
Seperti itulah Keindahan Jembatan Siti Nurbaya pada saat
menjelang terbenamnya matahari Setelah itu area di sekitar jembatan akan
dipenuhi oleh para penjual makanan yang menawarkan kuliner khas Sumatera
Barat dengan harga yang cukup bersahabat, disini kita dapat mencicipi
sate Padang, pisang bakar, jagung bakar dan berbagai minuman khas sesuai
selera.
Inilah
gambar Jagung bakar yang djual di area jembatan Siti Nurbaya
Selain
jembatan Siti Nurbaya, pesona kota Padang yang lainnya adalah bangunan-bangunan
tua zaman Belanda di sekitar jembatan. Mulai dari jalan Pondok, Niaga,
Kelenteng hingga jalan Batang Arau di dekat jembatan merupakan kawasan kota tua
Padang. Kaum pendatang seperti Tionghoa, Nias, Mentawai dan Batak banyak
bermukim disini.
Sedangkan
kaki gunung Padang merupakan kawasan makam Cina. Di sebelah kanan dari kaki
jembatan Siti Nurbaya terdapat gedung Bank Indonesia Padang lama yang telah
selesai di renovasi setelah kejadian gempa Padang tahun 2009.
Lurus ke
arah pusat kota di sepanjang jalan Nipah merupakan sekitar tempat per belanjaan
oleh-oleh khas Padang seperti keripik balado dan rendang. Salah satu yang cukup
terkenal adalah keripik balado Christine Hakim.
Jika orang Padang akan pergi keluar daerah nama keripik balado Christine
Hakim akan menjadi referensi utama. Dan terus lurus kemudian belok kanan
kalian semua akan menikmati keindahan Pantai Padang. Ayo teman-teman buruan
jalan-jalan ke Jembatan Siti Nurbaya disana adalah tempat wisata yang sangat
menarik dan asal nama jembatan disana juga terdapat legenda percintaan yang
menyedihkan tentang “Kasih Tak Sampai” antara Samsul Bahri dengan Siti Nurbaya.
Teman teman akan kagum dengan kelap kelip nya lampu dan pemandangan yang sangat
menarik di area jembatan . Jika kita berada di jembatan tersebut, apabila kita
menoleh ke bawah kita akan melihat pemandangan laut seperti kapal-kapal dan
juga orang-orang di bawah yang membawa kendaraan nya. Buruan teman-teman tunggu
apalagi nikmatilah keindahan wisata yang berada di sepanjang perjalanan daerah
jembatan Siti Nurbaya. Berikut adalah salah satu keindahan wisata yang terdapat
di daerah kota Padang tercinta.