Selasa, 18 April 2017

Jembatan Siti Nurbaya
Negara Indonesia adalah tanah air ku, dan kota Padang “Sumatera Barat” adalah kota tempat ku terlahir yang mana di dalam nya terdapat bermacam-macam wisata salah satunya adalah Jembatan Siti Nurbaya yang sangat menarik. Jembatan ini adalah jembatan besar yang berdiri di atas Sungai atau Muara Batang Arau. Jembatan Siti Nurbaya adalah sebuah jembatan yang namanya diambil dari sebuah cerita fenomenal karya sastrawan Sumatera Barat bernama Marah Rusli. Jembatan Siti Nurbaya di kota Padang terdapat pemandangan yang menyejukan mata,yang sangat indah dengan  dihiasi  kapal-kapal kayu yang berlalu lalang pada siang hari, matahari tenggelam yang indah di sore hari, dan wisata kuliner yang lengkap pada malam hari, menyebabkan pengunjung Jembatan Siti Nurbaya seakan tiada habisnya setiap hari.Inilah gambar dari jembatan Siti Nurbaya.
 
Panjang badan jembatan 100 meter dengan panjang total mulai dari kaki jembatan di jalan Nipah sampai dengan jalan Batang Arau sepanjang 600 meter. Jembatan ini juga menghubungkan kota tua Padang dengan Taman Siti Nurbaya tempat Siti Nurbaya dimakamkan.
Asal Usul Nama Jembatan Siti Nurbaya
 
Asal Nama Jembatan Siti Nurbaya ini terjadi di daerah Gunung padang dimana siti nurbaya bertemu pertama kalinya dengan kekasihnya samsul bahri. Asal usul nama jembatan siti nurbaya ini di karena kan jembatan ini menghubungkan kawasan Kota Tua Padang di Berok Nipah dengan kaki Gunung Padang di seberangnya. Gunung Padang sendiri menurut novel Siti Nurbaya,merupakan bukit di tepi pantai dimana Siti Nurbaya pertama kali bertemu dengan kekasihnya Samsul Bahri, disitu juga mereka dimakamkan. Dimana cerita nya itu diawali dengan yang pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh anak buah nya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya. Hutang tersebut dapat dianggap lunas, apabila Baginda Sulaiman mau menyerahkan putri nya, Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih. .
            Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih. Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seperti kulit katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan Datuk Maringgih.
Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya. Pada suatu hari ketika Samsul bahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.
Mendengar itu, ayah Samsulbahri, yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus kembali ke Jakarta dan ia berjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya diusirnya.
Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Tetapi niatnya itu diketahui oleh anak buah Datuk Maringgih. Karena itu, dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih meminta bantuan kepada  anak buah nya untuk dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.

            Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh anak buah Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.

Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.

Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertumukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya. Itulah kisah  kasih tak sampai antara Siti Nurbaya dan Samsul Bahri. Terlepas dari kebenaran cerita Siti Nurbaya, memang terdapat sebuah makam di puncak gunung Padang yang dikatakan sebagai makam Siti Nurbaya. Ini adalah makam siti Nurbaya
Makam Siti Nurbaya di gunung padang
Siapa yang tak tahu kisah percintaan antara Siti Nurbaya dengan Syamsul Bahri dari Ranah Minang. Namun, cinta keduanya tak bisa bersatu karena perjodohan. Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis oleh Marah Rusli.
Akan tetapi, bisa jadi ini bukanlah cerita semata. Karena di Gunung Padang atau Bukit Siti Nurbaya di Padang, Sumatera Barat, terdapat makam Siti Nurbaya. Makam ini, dipercayai sebagai tempat peristirahatan abadi Siti Nurbaya.
Di makam ini,  wisatawan atau teman-teman diajak mengenang kisah tragis gadis Minang yang dijodoh paksa dengan Datuk Maringgih ini. Setelah berziarah ke makam Siti Nurbaya, jangan lupa datang ke Jembatan Siti Nurbaya. Wisatawan atau teman-teman  bisa nongkrong di jembatan ini, sambil menikmati suasana malam Kota Padang.
Waktu yang paling cocok untuk mengunjungi lokasi wisata ini adalah pada waktu menjelang matahari terbenam, karena kita dapat menyaksikan keindahan pemandangan matahari terbenam dari jembatan tersebut atau yang disebut dengan sunset. Seperti inilah gambar nya
Seperti itulah Keindahan Jembatan Siti Nurbaya pada saat menjelang terbenamnya matahari Setelah itu area di sekitar jembatan akan dipenuhi oleh para penjual makanan yang menawarkan kuliner khas Sumatera Barat dengan harga yang cukup bersahabat, disini kita dapat mencicipi sate Padang, pisang bakar, jagung bakar dan berbagai minuman khas sesuai selera.
Inilah gambar Jagung bakar yang djual di area jembatan Siti Nurbaya
 
Selain jembatan Siti Nurbaya, pesona kota Padang yang lainnya adalah bangunan-bangunan tua zaman Belanda di sekitar jembatan. Mulai dari jalan Pondok, Niaga, Kelenteng hingga jalan Batang Arau di dekat jembatan merupakan kawasan kota tua Padang. Kaum pendatang seperti Tionghoa, Nias, Mentawai dan Batak banyak bermukim disini.
Sedangkan kaki gunung Padang merupakan kawasan makam Cina. Di sebelah kanan dari kaki jembatan Siti Nurbaya terdapat gedung Bank Indonesia Padang lama yang telah selesai di renovasi setelah kejadian gempa Padang tahun 2009.
Lurus ke arah pusat kota di sepanjang jalan Nipah merupakan sekitar tempat per belanjaan oleh-oleh khas Padang seperti keripik balado dan rendang. Salah satu yang cukup terkenal adalah keripik balado Christine Hakim. Jika orang Padang akan pergi keluar daerah nama keripik balado Christine Hakim akan menjadi referensi utama. Dan terus lurus kemudian belok kanan kalian semua akan menikmati keindahan Pantai Padang. Ayo teman-teman buruan jalan-jalan ke Jembatan Siti Nurbaya disana adalah tempat wisata yang sangat menarik dan asal nama jembatan disana juga terdapat legenda percintaan yang menyedihkan tentang “Kasih Tak Sampai” antara Samsul Bahri dengan Siti Nurbaya. Teman teman akan kagum dengan kelap kelip nya lampu dan pemandangan yang sangat menarik di area jembatan . Jika kita berada di jembatan tersebut, apabila kita menoleh ke bawah kita akan melihat pemandangan laut seperti kapal-kapal dan juga orang-orang di bawah yang membawa kendaraan nya. Buruan teman-teman tunggu apalagi nikmatilah keindahan wisata yang berada di sepanjang perjalanan daerah jembatan Siti Nurbaya. Berikut adalah salah satu keindahan wisata yang terdapat di daerah kota Padang tercinta.

Senin, 06 Februari 2017

^Tapian Puti^


Tapian Puti, Tempat Wisata Pemandian Alami Yang Sangat Unik Di sini berbagi segala macam wisata,kulinef,loker sekitar Sumatera Barat

Tapian Puti – Mengunjungi tempat-tempat wisata di Sumatera Barat merupakan hal yang sangat menyenangkan untuk mengisi waktu liburan atau sejenak melepas penat dari hiruk pikuk perkotaan. Di Sumbar sendiri banyak sekali ditemukan objek wisata alam karena keadaan alamnya yang berupa perbukitan dan kawasan hutan yang terbentang luas. Karena itulah di wilayah yang subur ini banyak sekali terdapat tempat pemandian yang masih alami.
Salah satu tempat wisata di Sumatera Barat yang berkonsep pemandian alam yang cukup populer adalah Tapian Puti. Objek wisata yang terletak di Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman ini memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Yaitu terdapatnya beberapa air terjun kecil yang memiliki 7 tingkatan dan di setiap tingkatan tersebut terdapat kolam-kolam kecil yang dijadikan tempat pemandian oleh masyarakat sekitar.
Nah, bagi dunsanak yang menyukai tempat wisata yang berkonsep pemandian alami dan juga suka berpetualang tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat yang sangat unik ini. Penasaran seperti apa keindahan yang ditawarkan oleh destinasi wisata yang satu ini, selangkapnya tentang pemandian alam Tapian Puti bisa dunsanak baca pada ulasan berikut ini.

Pemandian Alam Tapian Puti Yang Begitu Indah dan Unik

wisata pemandian tapian puti di lubuk alung

Tapian Puti merupakan tempat pemandian berkonsep alami yang terbentuk karena proses alam dan tanpa campur tangan manusia sedikitpun. Sebenarnya pemandian ini adalah sebuah aliran air yang berasal dari perbukitan yang mengalir di atas bebatuan dan membentuk beberapa kolam kecil di atasnya. Yang menarik dari pemandian ini adalah terdapatnya 7 tingkatan yang mana di setiap tingkatan tersebut memiliki beberapa kolam dan membentuk air terjun kecil dan digenangi oleh air yang begitu jernih dan bersih. Semua keunikan yang ditawarkan oleh pemandian yang satu ini terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia, sungguh luar biasa ciptaan-Nya.
Terlepas dari keindahan dan keunikan yang dimilikinya, ternyata tempat ini memiliki cerita legenda tersendiri yang menceritakan kisah Malin Deman dan Putri Bungsu. Konon katanya tempat ini dulu merupakan tempat pemandian yang biasa digunakan oleh 7 putri khayangan. Masyarakat setempat percaya bahwa ke tujuh putri tersebut mandi di masing-masing tujuh tingkatan kolam tersebut. Itulah sebabnya kenapa tempat ini dinamakan Tapian Puti yang artinya pemandian para putri.
Bagi kamu yang suka berpetualang dan pencinta alam, mengunjungi tempat wisata yang cukup populer ini akan memberikan pengalaman tersendiri. Karena untuk mencapai tempat yang indah ini kita harus melakukan trekking ringan. Yang mana di sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan oleh pemandangan alam yang masih sangat asri.
Di pemandian Tapian Puti ini kita bisa melakukan banyak hal yang akan membuat liburan kita menjadi seru dan menyenangkan. Pengunjung bisa mandi dan berendam sepuasnya di dalam kolam-kolam yang memiliki ukuran dan karakteristik yang berbeda. Dengan airnya yang bersih dan menyegarkan, udara yang sejuk, dan pemandangan alam yang menyejukkan mata seolah-olah mampu mengusir rasa penat dari rutinitas sehari-hari.
Tidak ketinggalan juga bagi kamu yang pencinta selfie atau fotografi, di sini terdapat spot yang sangat cocok dijadikan sebagai latar belakang foto kamu. Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan di hari libur atau akhir pekan. Selain dijadikan sebagai tujuan wisata, Tapian Puti juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk melakukan tradisi Balimau setiap tahunnya. Balimau merupakan sebuah tradisi mandi yang dilakukan untuk membersihkan diri dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tradisi ini rutin dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau setiap tahunnya atau satu hari menjelang Ramadhan.

Lokasi dan Jalan Menuju ke Tapian Puti

Objek wisata Tapian Puti berada di Nagari Sikabu, Kecamatan Lubuk Alung, Provinsi Sumatera Barat yakni berjarak sekitar 25 km sebelah timur Kota Pariaman, atau sekitar 40 km dari Kota Padang. Untuk menelusuri tempat ini sebaiknya dunsanak menggunakan kendaraan pribadi baik itu roda empat maupun roda dua, karena belum ada angkutan umum yang memiliki jurusan ke arah ini.
Jika kita dari Kota Padang langsung saja menuju ke arah Kecamatan Lubuk Alung, jika dunsanak tidak mengetahui di mana Nagari Sikabu berada, dunsanak bisa bertanya ke masyarakat sekitar.

Sesampainya di Nagari Sikabu kita harus menempuh jalanan beraspal sejauh kurang lebih 1,6 km, setelah itu kita akan melewati pintu masuk di korong Sikabu Bukik sampai akhirnya kita tiba di atas bukit dimana di sana terdapat sebuah lahan kosong. Dari sinilah titik start trekking dimulai dan kita bisa memarkir kendaraan di tempat ini.
Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang memiliki jalan setapak dan beberapa anak tangga untuk mempermudah pengunjung. Bagi kamu yang pertama kali mengunjungi tempat ini dan masih ragu-ragu, kamu bisa menyewa jasa guide dari masyarakat setempat yang bersedia menemani kamu selama perjalanan dan berkeliling di sekitar lokasi.
Selama perjalanan kita akan disuguhi oleh pemandangan alam yang masih terjaga keasriannya. Rimbunnya pepohonan, udara yang sejuk, serta kicauan burung yang bermain di antara ranting pepohonan akan menghiasi setiap langkah kaki menuju ke sana. Sesampainya di Tapian Puti mata kita akan terpesona akan keindahan pemandian tersebut, aliran air yang mengalir seolah-olah memanggil kita untuk segera berendam di dalamnya.
Itulah sedikit ulasan tentang objek wisata berkonsep pemandian alam Tapian Puti. Bagaimana dunsanak, tertarik untuk mengunjungi tempat wisata yang satu ini? Silakan tulis pendapatmu tentang Tapian Puti di kolom komentar di bawah ya.

Kincia Kamba Tigo 

:: Teknologi Hijau Karya Anak Nagari Simawang - Rambatan ::





Tanah datar - Kincir air sejak zaman dahulu telah di pergunakan oleh masyarakat Minangkabau sebagai alat irigasi untuk mengalirkan air ke sawah. Alat ini berputar pada sumbunya karena didorong oleh air sungai atau air dari bukit yang dibendung. Di Minangkabau, Kincir air selain sebagai sarana irigasi juga sering digunakan sebagai penumbuk padi atau beras.


Wujud Kerja Keras Masyarakat Jorong Padang Datar 

Keberadaan Kincia Raksasa Kamba Tigo adalah wujud usaha dan jerih payah masyarakat Jorong Padang Datar Nagari Simawang - Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar - Sumatera Barat dalam mendapatkan air bersih. Kondisi geografis Nagari Simawang yang berada pada ketinggian, menjadikan kesulitan  tersendiri untuk menaikkan air yang mengalir dari sungai Batang Ombilin ke pemukiman warga dan persawahan. Ini menjadi kendala utama dalam menjalani aktifitas keseharian bagi sebagian besar masyarakat Padang Datar. 


Namun tidak dengan Anwar, seorang warga Padang Datar Nagari Simawang yang menjadi perancang dan inspirator terbangunnya Kincia Aie Raksasa Kamba Tigo. Dengan segala pengetahuan dan pengalaman nya , ia menginspirasi sekaligus menjadi pelopor perubahan bagi masyarakat di sekitarnya.



Padang Datar Adalah Jorong Yang Susah Untuk Mendapatkan Air Bersih 

Di Padang Datar, sebagian besar sawah mengandalkan air hujan (tadah hujan) atau yang tidak mempunyai sumber air yang dialirkan lewat parit. Sehingga hasil panen nya sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan. Dan diperparah lagi ketika musim kemarau tiba, masyarakat Padang Datar harus turun sampai ke Jorong tetangga bahkan sampai ke Ombilin untuk melakukan mandi, cuci, dan kebutuhan keseharian mereka. Begitu juga dengan air untuk keperluan berwudhu dan bersuci di beberapa Masjid dan musholla sulit diperoleh. 



Hal inilah yang membuat Kaum Perantau Jorong Padang Datar merasa prihatin dan terpanggil untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Dimulai pada 2015 atas inisiatif dan ide Pak Anwar ( perancang kincir raksasa Kamba Tigo ), yang pernah belajar ke Inggris. Ia sebagai putra asli  Padang Datar terinspirasi penuh dengan adanya kincir air di Inggris . Dan timbul lah ide dan gagasan untuk membuat kincir air serupa di kampung halamannya Padang Datar,  sebagai solusi dari permasalahan yang dialami masyarakat di kampungnya.



Selasa siang ( 12 September 2016) Tim Jelajah Wisata Pasbana.com yang menyempatkan datang mengunjungi Kincia Aie Raksasa Kamba Tigo bertemu dengan Amiruddin dan Suhardi yang sedang melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada Kincir air tersebut. Amiruddin adalah warga asli Padang Datar yang dipercaya oleh Anwar ( sang perancang kincir) untuk memantau dan melakukan pemeliharaan kincir. Sementara Anwar sendiri kesehariannya merantau di Jakarta. Ia pulang ke Padang Datar bisa sebulan sekali .




Dari penjelasan Amiruddin, kami mendapatkan banyak informasi mengenai Kincir Kamba Tigo ini. Berawal dari ide dan gagasan Anwar maka pada bulan April 2015 dimulailah pembuatan kincir hingga terealisasi secara penuh pada September 2015. Sebenarnya mimpi untuk memiliki kincir yang bisa mencukupi kebutuhan air warga Jorong Padang Datar sudah lama terpendam sejak belasan tahun lalu, namun bisa terealisasi di tahun 2015 berkat usaha Anwar. Amiruddin menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan nya lebih dari ratusan orang ber jibaku untuk pembuatan kincir air kamba tigo dan perbaikan jalan menuju ke kincir. " Hasilnya seperti yang sekarang kita sama -sama bisa menikmati , ini adalah rezeki yang di berikan oleh Yang Maha Kuasa dan berkat  kesungguhan kami  dalam pembuatan kincir air, " kenang Amiruddin.

Kincir air raksasa tersebut terbuat dari bahan bambu dan kayu yang lebih murah biayanya, sederhana pembuatannya, dan ramah lingkungan . Hanya tonggak penyangga terbuat dari beton cor agar kokoh menahan beban kincir.  Air yang telah ditampung oleh bambu - bambu yang terikat pada Kincir dialirkan melalui pipa menuju Tandon Air berukuran 4x 4 X 2 meter. Dari Tandon Air yang berada kurang lebih 15 meter dari permukaan sungai Batang Ombilin, air akan meluncur melalui pipa baja dan memompa air yang tertampung melalui sebuah pipa hitam berdiameter 2 inchi. Air dari pipa 2 inchi inilah yang terus mendaki dan mengalir menuju Tandon di atas dekat Masjid Al Istiqomah.

Keseluruhan Biaya Ditanggung Perantau 

Pembuatan Kincir air Kamba Tigo ini  menelan biaya lebih dari 400 juta rupiah. Dari keseluruhan dana pembuatan kincir dan pemeliharaan nya hingga kini masih ditanggung 100 persen oleh para perantau Padang Datar. Para Perantau tersebut juga membiayai dalam pembelian pipa dan sistem automatis pompa hidrolik yang mendorong air yang bersumber dari kincir air untuk mendorong air ke tempat yang lebih tinggi sehingga bisa di manfatkan secara keseluruhan bagi masyarakat . Sehingga air yang dialirkan dapat dipakai untuk keperluan masjid , musholla, dan keperluan masyarakat umum yang lebih luas lagi.

"Alhamdulilah dengan adanya kincir air kembar tiga yang ukurannya boleh di katakan terbesar ini telah mampu untuk memenuhi kebutuhan air bagi sebagian besar masyarakat Jorong Padang Datar, " jelas Amiruddin.

Amiruddin juga menambahkan bahwa menurut penjelasan Anwar Sang Perancang Kincir, pompa hidrolik yang menggunakan tenaga air yang dialirkan oleh tiga kincir tersebut mampu mendaki hingga ketinggian 128 meter dari dasar sungai Batang Ombilin. Dan mampu mengalirkan air bersih sejauh lebih kurang 1200 meter. Dan diperkirakan, dengan kemampuan satu buah pompa yang ada sekarang ini, air yang dipompakan keatas lebih 25 kubik per hari. Maka, Anwar ( Sang Perancang Kincir) telah memperhitungkan jika ditambah dengan 3 pompa lagi maka kebutuhan air untuk seluruh pemukiman dan persawahan di Jorong Padang Datar sangat tercukupi, bahkan bisa berlebih .



Kincir Kamba Tigo Memiliki Estetika Dan Eksotika Tersendiri 

Seiring dengan berjalannya waktu, Kincia Kamba Tigo yang semula bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Jorong Padang Datar dan persawahan, akhirnya bergeser menjadi sebuah destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.


Hal ini karena kincir air tradisional ini mengandung nilai seni, estetika, dan Eksotika tersendiri. Banyak dari wisatawan yang memanfaatkan latarbelakang Kincir untuk berfoto selfie. Pemandangan alam dan perbukitan yang ada di sekitar Kincia Kamba Tigo juga memberikan spot luar biasa bagi para Photographer. Tak pelak lagi, banyak wisatawan yang datang berkunjung ke kincir ini.

Menyikapi banyak nya wisatawan yang berkunjung ke Jorong Padang Datar, akhirnya Kelompok Pemuda Padang Datar yang diketuai oleh Basri mencoba mengantisipasi dengan membuka jasa parkir kendaraan para wisatawan. Sedangkan untuk masuk ke area tempat Kincia Kamba Tigo belum ditarik bayaran alias masih gratis.

Beberapa warga Padang Datar pun berinisiatif membuka warung sederhana baik di area parkiran maupun di sekitar Kincia. Mereka mengaku mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan semenjak kincir tersebut banyak dikunjungi wisatawan. Dihari libur , para penjual tersebut mengaku bisa meraup omzet hingga 400 ribu rupiah, sementara ketika hari biasa omzet mereka berkisar 100 ribu hingga 200 ribu rupiah.


Dari penyampaian Amiruddin kepada pasbana.com, memang belum ada rencana untuk melakukan penataan yang lebih tertata berkaitan dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kincir tersebut. Karena memang itu bukan tujuan awal dibangunnya kincir. Namun untuk ke depannya, pihak pengelola, pemuda, dan Wali Jorong telah bermusyawarah untuk mengatur hal tersebut.  

Karena saat ini, Kincia Kamba Tigo telah menjadi destinasi wisata yang unik dan menarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Minangkabau.

Bagaimana dengan peran Pemda Tanah Datar ? Mari kita tunggu dukungan dan kontribusi dari pihak Pemerintah Daerah Tanah Datar untuk terpeliharanya Karya hebat dari Putra Jorong  Padang Datar ini. Dan untuk kemajuan destinasi wisata alam di Tanah Datar.

Jumat, 13 Januari 2017

Padang Mengatas-Mangateh Payakumbuh 

 

Padang Mangateh {Mengatas} Payakumbuh berlokasi di Jl Padang Mangatas, Mungo, Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat di dekat Gunung Sago yang bersebelahan dengan susunan bukit barisan. Lokasi berjarak sekitar 8 km dari kota Payakumbuh ini mempunyai kemiringan sekitar 30 derajat. Padang Mangateh digunakan oleh Kementerian Pertanian sebagai tempat penelitian serta peternakan sapi nasional atau disebut dengan BPTU-HPT . Dapat dikatakan area ini terluas di Asia Tenggara dalam kategori tempat peternakan sapi.
 
Sebagai tempat peternakan sapi juga digunakan tempat meneliti dan belajar bagi semua pihak yang ingin mengetahui dunia ternak termasuk bagaimana cara pengembangan peternakan secara baik dan benar. Dari segi geografi lokasi sangat mendukung dengan lahan sekitar 280 ha ini hampir keseluruhan ditutupi padang rumput hijau sebagai pakan utama ternak yang ada di lokasi ini. 
 
 

Sejarah Padang Mangateh-Mengatas Payakumbuh.

 

Lokasi ini didirikan pertama kali pada zaman Hindia Belanda pada tahun 1916. Awal mulanya tempat ini digunakan sebagai tempat pengembangbiakan kuda. Pada tahun 1935, Belanda mencoba mendatangkan sapi unggulan dari negara India untuk diuji coba sebagai bibit untuk pengembangbiakan sapi, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
Lokasi peternakan ini mempunyai pasang-surut sejarah yang cukup tinggi. Bahkan dapat dikatakan tidak ada kegiatan sama sekali setelah tahun 1935, Padang Mangateh-Mengatas hampir saja ditutup secara total. Namun setelah Indonesia merdeka pada tahun 1950, anak Minangkabau DR. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Indonesia pada waktu itu melakukan pemugaran sehingga terbentuklah Sentra Peternakan yang dikelola oleh Pemerintah dengan nama ITT {Induk Taman Ternak}
Pada zaman Presiden Soeharto menjadikan lokasi ini sebagai salah satu tempat pembibitan sapi potong untuk kebutuhan masyarakat lokal. Sampai sekarang masih menjadi lokasi ternak sapi untuk pembibitan dan pengembangbiakan.

Bagaimana cara kesana.

 

Apabila kita tempuh dari kota Padang sebagai Ibukota Provinsi, perjalanan ini akan menempuh jarak sekitar 200 km atau membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam perjalanan. Jika dari kota Payakubuh menempuh jarak sekitar 8 km atau sekitar 30 menit perjalanan.
Apabila anda dari kota Payakumbuh menuju Padang Mangateh-Mengatas menuju arah ke Sijunjung dengan patokan Tugu Adipura yang terletak di Jl Soekarno-Hatta. Perjalan ini akan melewati jembatan ratapan ibu yang berada di Jl Ahmad Yani. Setelah melewati Lubuak Silang menuju lokasi Padangan Mangateh sekitar 8 km. Anda akan menemukan gerbang masuk ke lokasi yang dijaga oleh sekuriti yang siap membantu anda.

Fasilitas yang ada di Padang Mangateh-Mangatas Payakumbuh.

Lokasi ini juga terdapat penginapan yang disewakan kepada pengunjung baik secara pribadi-keluarga atau rombongan. Anda bisa memilih lokasi penginapan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan. Memang bukan hotel bintang lima, tetapi saya rasa cukup layak untuk menikmati alam Padang Mangateh-Mengatas Payakumbuh dengan melihat peternakan sapi ini sebagai lokasi liburan baru di kota Payakumbuh.

Kegiatan apa saja yang bisa anda nikmati di lokasi ini.

Sebagai lokasi tempat wisata hijau dengan hamparan padang rumput yang sangat luas sebagai daya tarik utama lokasi ini, sebagian orang mengatakan New-Zealand nya Indonesia. Dengan banyaknya sapi berkeliaran bebas menambah daya magis yang sangat unik untuk menikmati lokasi ini sebagai tempat wisata dan edukasi bagi putra-puti. Anda juga bisa melihat sunrise pada padi hari dibalik Gunung Sago, menikmati alam padang rumput hijau dengan berjalan kaki untuk melihat keindahan Padang Mangateh-Mengatas Payakumbuh secara keseluruhan.
 

Biaya-biaya.

Sebagai lokasi edukasi, tempat ini tidak dipungut biaya untuk pengunjung. Anda juga bisa mendapat pelatihan di lokasi ini dengan melakukan pendaftaran secara online di bptupadangmengatas. Ikuti semua persyaratan yang ada di website ini bagi yang berminat untuk mengikuti edukasi dalam peternakan sapi.

Tips mengunjungi Padang Mangateh-Mengatas Payakumbuh.

1. Selalu menjaga kebersihan di lokasi Padang Mengatas-Mangateh Payakumbuh untuk tetap membuang sampah pada tempatnya. Kebiasan buruk membuang sampah sembarang tempat merupakan sifat yang tidak terpelajar. Attitude inilah yang akan merusak lingkungan lokasi peternakan yang sangat elok ini akan memperburuk kesehatan sapi yang akan memakan sampah secara tidak sengaja. Beberapa waktu kemaren ini lokasi ini sempat ditutup karena banyak sekali sampah yang bertebaran dilokasi ini dan memperburuk pemandangan. Jadi, apabila anda turut menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya lokasi ini pasti akan selalu dibuka oleh pengelola.
2. Apabila anda ingin mempelajari bagaimana cara berternak sapi yang baik dan benar, anda bisa belajar di tempat ini. Banyak sekali tenaga ahli yang akan membantu. Bisa datang secara langsung ke bagian administrasi proses untuk mengikuti pembelajaran ini.
3. Di lokasi ini tidak tersedia tempat makan dan minum, jadi anda harus mempersiapkan bekal yang cukup untuk sampai ke lokasi Padang Mangateh-Mangatas Payakumbuh ini.
4. Pada siang hari sinar matahari di lokasi ini sangat menyengat kulit, pastikan anda membawa sun-block atau payung untuk menghindari konsisi panas pada kulit.
5. Jangan lupa menunaikan solat fardhu jika waktu solat telah tiba. Syukurilah nikmat yang anda rasakan kepada Yang Maha Kuasa.
6. Selalu menjaga attitude berkunjung dengan sopan, lokasi ini bukan tempat pacaran ataupun perbuatan yang melanggar norma. Jadikan lokasi Padang Mangateh-Mengatas Payakumbuh ini sebagai tempat yang harus dijaga bersama-sama walaupun anda sebagai wisatawan. Belajar menghargai dan hindari vandalisme {sifat corat-coret sembarangan tempat} yang akan memperburuk situasi wisata yang sangat indah ini.